Salah satu nikmat besar pemberian-Nya yang wajib kita syukuri adalah
dibukanya kran-kran rezki untuk kita. Ada yang mengucur deras dan ada
pula yang kecil. Ada yang mengambil jatah rezkinya harian, pekanan,
bulanan dan bahkan ada yang musiman. Walaupun kadar rezki kita
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tapi Allah swt memberi kita
kebutuhan sesuai dengan kadar rezkinya masing-masing.
Apa yang
menjadi jatah rezki kita, pasti akan sampai kepada kita dengan cara dan
jalan yang dikehendaki-Nya. Dan apa yang bukan menjadi jatah rezki
kita, tak akan menyapa kita walapun kita mengejarnya dengan perasan
keringat. Dan apa yang bukan jatah rezki kita, akan berpindah ke tangan
orang lain walaupun telah berada di genggaman kita.
Prestasi dan
kecerdasan kita, bukan jaminan keluasan rezki kita. Sebaliknya orang
yang selalu tertinggal prestasinya di sekolah dulu, bisa jadi di
lapangan rezki, ia lebih mudah dan luas dari yang lainnya.
Fakta
berbicara, ada beberapa orang yang mengais rezki di satu perusahaan,
satu kantor, institusi pemerintahan, kantor dakwah dan seterusnya, tapi
income dan fasilitas yang disediakan juga berbeda-beda.
Namun
yang harus kita yakini bahwa rezki yang telah sampai ke tangan kita,
pada hakikatnya merupakan titipan Allah swt. Yang Dia bisa menambah,
mengurangi atau mengambilkannya kapan Dia kehendaki. Untuk itu
semestinya kita salurkan sesuai dengan aturan dan kehendak-Nya.
Ketika
Ia meminta pinjaman yang baik (sedekah) kepada kita, maka tidak ada
alasan bagi kita untuk menolaknya. Terlebih Dia akan mengembangkan harta
kita di akherat sana, dengan kelipatan 700 % keuntungan dan bahkan
kelipatan yang tak terhitung. "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir menumbuhkan seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (Al
Baqarah: 261).
Adakah tawaran yang lebih baik dari itu jika kita
menyimpan harta kita di bank-bank di dunia? Di bank konvensional
sekalipun? Tentu tidak ada.
Saudaraku….
Abu Laits As
Samarkandi rahimahullah pernah berkata, "Sisihkanlah dari hartamu
untuk sedekah, sesuai kadar kemampuanmu banyak ataupun sedikit. Karena
sedekah akan mendatangkan sepuluh perkara yang terpuji. Lima
kebaikannya diraih di dunia dan lima sisanya dikecap di akherat.
Adapun lima buah kebaikan yang kita raih di dunia adalah:
• Mensucikan harta.
• Membersihkan dosa dan kesalahan.
• Menolak bala' dan sakit.
• Mengalirkan kebahagiaan di hati orang-orang miskin.
• Mendatangkan keberkahan harta dan keluasan dalam rizki.
Saudaraku…
Barangkali
ada harta yang kita peroleh dari jalan yang curang, bersumpah palsu
dan seterusnya. Hal itu dapat kita sucikan dengan sedekah. Tentunya
setelah kita bertaubat kepada Allah Swt.
Siapa yang tidak ingin
dosa-dosa yang telah diperbuatnya terbakar dan hangus? Salah satu cara
untuk menghapus dosa dan kesalahan kita di masa lalu adalah dengan
sedekah. Dan tentunya tidak semua dosa dan kesalahan kita terhapus
dengan sedekah. Sedekah hanya menghapus dosa-dosa kecil yang pernah
kita ukir dalam hidup kita. Adapun dosa-dosa besar tak terlepas dari
tubuh kita kecuali dengan taubat dan istighfar.
Nabi Saw bersabda, "Dan sedekah itu menghapus kesalahan seumpama air dapat memadamkan api." (H.R; Tirmidzi).
Dengan
demikian, dosa ibarat api yang membakar tubuh kita, sedangkan
peredamnya adalah sedekah yang berfungsi sebagai air dingin yang
mengguyur tubuh kita.
Sakit dan musibah, erat hubungannya dengan
kebakhilan dan kekikiran diri kita. Semakin banyak kita sedekah,
insyaallah sakit dan musibah akan menjauh dari kita. Bahkan ia dapat
menjadi obat penyembuh sakit yang mendera kita. "Obatilah orang-orang
sakit dari kalian dengan sedekah." (dihasankan oleh syekh Al Bani dalam
shahih al jami').
Di antara bentuk musibah yang tidak
ringan dirasa adalah belum hadirnya jodoh di samping kita. Bagi yang
belum melepaskan masa lajangnya. Karena lautan teramat luas bila
dilayari seorang diri. Hutan belantara dan alam ini teramat berat
direntasi tanpa belahan hati yang menemani. Dan luka-luka di tubuh ini
terasa begitu perih dirasa tanpa ada bidadari tempat kita berbagi.
Dengan sedekah, insyaallah jodoh akan mendekat dan tali pernikahan pun mudah kita ikat.
Dan
bagi yang sudah berkeluarga, tapi belum dikaruniai buah hati juga
merupakan ujian yang berat dirasa. Karena anak merupakan dambaan semua
pasutri. Salah satu ikhtiyar yang kita lakukan untuk memancing kehadiran
sang buah hati adalah dengan memperbanyak sedekah.
Mengalirkan
kebahagiaan dan keceriaan di hati orang yang miskin, merupakan warna
kebaikan yang paling disukai Allah Swt, sebagaimana sabdanya, "Amalan,
yang paling disukai Allah adalah keceriaan yang engkau alirkan di hati
seorang muslim." H.R; Tirmidzi.
Orang yang berhutang budi,
biasanya tanpa dimintapun ia akan mendo'akan orang yang berjasa dalam
hidupnya dengan do'a-do'a yang baik. Terlebih do'a orang yang
berkekurangan sangat dekat untuk dikabulkan.
Dengan sedekah harta
kita menjadi bertambah kwantitasnya dan melahirkan keberkahan dalam
hidup kita. "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya." Saba': 39.
Saudaraku…
Tiada
sejarahnya, orang yang banyak sedekah lalu ia jatuh miskin. Tiada
ceritanya orang yang banyak sedekah, hidupnya dililit masalah dan
persoalan hidup. Kalaupun ada, barangkali itu sebagai ujian dari-Nya.
Atau bisa jadi karena ia tidak ikhlas dan tulus dalam sedekahnya atau
karena sebab lainnya.
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)
Untuk artikel lain silahkan baca di www.InspirasiIslami.com
https://www.facebook.com/notes/inspirasi-islami/5-buah-sedekah-yang-bisa-dipetik-di-dunia/297264020331306
Tidak ada komentar:
Posting Komentar